MAKALAH UNSUR UNSUR HADITS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah “UNSUR – UNSUR HADIST”
dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran.
Kami selaku pembuat materi juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Yusran Ady, S.Ud., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Ulumul Quran yang
telah memberikan ilmunya kepada pembuat, dan teman - teman yang banyak
memberikan masukkan dan informasi, juga kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Saran dan kritik dari pembaca yang pembuat harapkan untuk
perbaikan makalah ini agar dalam penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik
dari makalah sekarang. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi yang membacanya.
Masamba, 7 November 2020
Kelompok 3
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits adalah pedoman hidup umat Islam setelah Al-Qur’an.
Segala sesuatu yang tidak disebutkan atau
dijelaskan dalam Al-
Qur’an baik dari segi ketentuan hukumnya,
cara mengamalkannya,dan petunjuk dalilnya, maka semua itu dijelaskan dalam
hadits Rasulullah SAW. Intinya, hadits adalah penjelas dari
Al-Qur;an. Al-Qur’an dan hadits adalah dua
hal yang tidak dapat terpisahkan. Oleh karena itu, dapat dipahami betapa
pentingnya hadits sebagai petunjuk untuk kehidupan umat Islam.
Seiring perkembangan
zaman, banyak sekali pihak-pihak yang ingin memalsukan hadits. Dengan cara
membuat hadits-hadits palsu. Menimbang betapa pentingnya hadits untuk kehidupan
umat islam dan banyaknya hadits palsu yang sudah beredar, maka sebagai umat
Islam kita harus mengetahui keaslian hadits. Untuk mendeteksi keaslian hadits,
kita harus mempelajari struktur hadits
itu sendiri seperti tentang sanad, matan, perawi dan mukharij hadits beserta
transformasinya. Transformasi hadits
yakni periwayatan hadits atau jalannya hadits dari perawi sampai pada
rasulullah. Ini adalah cara untuk mengetahui keaslian hadits dan kedudukan
hadits.
Dalam makalah ini akan
di bahas mengenai sanad, matan, rawi. Semoga dengan adanya makalah ini kita
bisa lebih mengetahui secara mendalam tentang hadits beserta isinya.
Amin…..
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan sanad,
matan, rawi?
2.
Bagaimana contoh hadits?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui apa itu sanad,
matan, rawi.
2. Untuk mengetahui contoh hadits
BAB II PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur
Hadits (Struktur Hadits)
1. Sanad
Sanad menurut bahasa
berarti sandaran, tempat kita bersandar.Sanad secara bahasa dapat diartikan
pula almu`tamad )(المعتمد, yaitu yang diperpegangi (yang kuat)/ yang bias di jadikan
pegangan atau dapat juga di artikan:
“مارتفع من الارض “ Yaitu sesuatu yang terangkat
(tinggi) dari tanah .
Menurut istilah ahli
hadits sanad ialah jalan yang menyampaikan kepada matan hadits.
Secara terminologis, definisi sanad ialah:
طرىق المتن, اي سلسله الرواة الذين نقلواا المتن من مصدره الاول
"
”هو
Sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para
perawi yang memindahkan (meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.(M. ‘Ajjaj Al-Khathib, Ushul al-
Hadits, h. 32)
Maksudnya ialah susunan
atau rangkaian orang-orang yang menyampaikan materi hadits sejak yang disebut
pertama sampai rasul saw, yang perkataan, perbuatan, takrir, dan lainnya
merupakan materi atau matan hadits. Dengan pengertian di atas, maka sebutan sanad
hanya berlaku pada rangkaian orang-orang, bukan dilihat dari sudut pribadinya
secara perorangan, sedangkan sebutan untuk pribadi, yang menyampaikan hadits di
lihat dari sudut perongannya disebut dengan rawi.Sanad sering disebut juga
thariq dan wajh.Selain sanad, dalam hadis terdapat istlah isnad.Isnad menurut
ilmu bahasa menyandarkan, sedangkan menurut istilah isnad ialah menerangkan
sanad hadits (jalan menerima hadis).Menurut Ath-Thibi, sebagaimana di kutip
al-Qosimi , kata al-isnad dengan as-sanad mempunyai arti yang hampir sama atau
berdekatan, berbeda dengan istilah al-musnad mempunyai beberapa arti : pertama,
berarti hadits yang di riwayatkan dan di sandarkan atau di sanadkan kepada
seseorang yang membawanya seperti ibn-Syihab az-Zuhri, Malik bin Annas, dan
Amarah binti Abdarrahman ; kedua, berarti nama suatu kitab yang menghimpun
hadits-hadits dengan sisitem penyusunannya berdasarkan nama-nama para sahabat
perawi hadits , seperti kitab musnad ahmad, berarti nama bagi hadits yang
memenuhi riteria marfu` (di sandarkan kepada nabi saw.) dan muttashil (
sanadnya bersambung sampai kepada akhirnya ). Isnad adalah:
رفع الحديث الى قائله او
فاعله
“Menyandarkan hadits kepada orang yang mengatakannya.”(Hasbi As-Shiddiqi,1985,43).
Atau:
عزو الحديث الى قا ئله
“Mengasalkan hadits kepada orang yang
mengatakannya.”
Adapun orang yang
menerangkan hadis dengan menyebutkan sanadnya, dinamakan musnid.Adapun hadis
yang disebutkan dengan diterangkan sanadnya yang sampai kepada nabi dinamakan
musnad.Dengan sanadlah dapat diketahui mana yang diterima, mana yang ditolak,
mana yang sah diamalkan, mana yang tidak sah. Asy-syafii mengatakan perumpamaan
orang yang mencari hadits tanpa sanad sama dengan orang yang mengumpulkan kayu
api dimalam hari yang gelap.
2. Matan
Matan menurut bahasa
adalah punggung jalan (muka jalan),tanah yang keras dan tinggi ”ما صلب و ارتفع من الارض ”. Kata matan dalam ilmu haditsialah penghujungsanad, ada juga
yang mengatakan materi atau lafal hadits itu sendiri. Sedangkan menurut
ath-Thibi mendefinisikannya dengan:
الفظ الحديث التى تتقوم ها معانية
“Lafal-lafal hadits yang didalamnya mengandung
makna-makna tertentu.”(Ajjaj Al-Khatib,t.t.:31)
3. Rawi
Rawi adalah seorang yang mengutip hadis sekaligus dengan isnadnya, dia bisa laki-laki maupun perempuan.Rawi menurut bahasa adalah orang yang meriwayatkan hadits atau memberitakan hadits. Menurut Maslani dan Ratu Suntiah (Ikhtisar Ulumul Hadits:16) bahwa sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanasanad pada tiap Thobaqoh-nya, juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits.Akan tetapi yang membedakan antara rawi dan sanad terletak pada pembukuan atau pentadwinan hadits.
Menurut A.Hasyim yang
dikutip Maslani dan Ratu Suntiah (Ikhtisar Ulumul Hadits:17), rawi ialah orang
yang menyampaikan dan menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang telah didengar
dari seorang gurunya (A.Hasyim,
2004:120)
الراوي من تلقي االحديث واده بصيغة من صيغ الاءداء
“Rawi adalah orang yang menerima hadits dan
menyampaikannya dengan salah satu bahasa
penyampayanya .”
Jadi rawi itu ialah orang yang menukil, memindahkan atau menuliskan hadits dengan sanadnya baik itu laki-laki maupun perempuan. Atau orang yang telah menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab.Menurut ilmu hadits Rawi adalah “orang yang meriwayatkan hadits”.Salah satu cabang dari penelitian hadits adalah penelitian terhadap rawi hadits.Baik menyangkut sisi positif maupun sisi negatif perawi.Ilmu ini dikenal dengan istilah ilmu Jarh dan Ta’dil.Ilmu ini membahas tentang kondisi perawi, apakah dapat dipercaya, handal, jujur, adil, dan tergas atau sebaliknya.
B. Contoh
Hadits
1. Rukun Islam
حدثنا عبيدالله بن
موسى قال: اخبرنا حنظلة بن ابى سفيان عن اكرمة بن خالد عن ابن عمر رضي الله عنهما
قال: قال رسول الله ص.م. بني الاسلام على خمس شهادة ان لااله الاالله وان محمد
رسول الله واقام الصلاة وايتاء الزكاة والحج
”وصوم رمضان .“رواه البخارى
Artinya:
“telah menceritakan kepada kami
ubaidullah bin musa, ia berkata: telah mengabarkan kepada kami Handhalah Bin
Abi Sufyan dari Ikrimah Bin Khalid dari Ikrimah Bin Khalid dati Ibnu Umar
Radhiyallahu ‘Anhuma berkata: telah bersabda rasulullah saw: Didirikan islam
itu atas lima perkara: Syahadat bahwa tidak ada tuhan selain allah dan muhammad
rasulullah, mendirikan solat, membayar zakat, berhaji dan puasa dalam bulan
ramadhan”.(Riwayat Bukhari)
Deretan kata-kata mulai
dari: حدثنا عبيدالله بن موسى
sampai kepada قال رسول الله ص.م. itulah yang dinamakan
sanad. Dengan demikian, maka urutan-urutan sanad dari hadis diatas adalah
sebagai berikut:
a.
Ubaidullah bin musa sebagai
sanad pertama atau awal sanad.
b.
Handhalah bin abi sufyan
sebagai sanad kedua.
c.
Ikrimah bin Khalid sebagai
sanad ketiga.
d.
Ibnu umar ra. Sebagai sanad
keempat atau akhir sanad.
Deretan kata-kata mulai dari: بني الاسلام sampai kepada وصوم رمضان itulah yang dinamakan matan.
Hadits tersebut diatas,
kita temukan pada kitab hadits yang disusun oleh imam bukhari yang bernama: الجامع
الصحيح
(aljami’u as-shahih) atau lebih dikenal
dengan, صحيح البخارى (shahih bukhari). Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh
beberapa orang rawi, yakni:
a.
Ibnu umar ra. sebagai rawi
pertama
b.
Ikrimah bin khalid sebagai rawi
kedua
c.
Handhalah bin abi sufyan
sebagai rawi ketiga
d.
Ubaidullah bin musa sebagai
rawi keempat
e.
Imam Bukhari sebagai rawi
kelima atau rawi terakhir.
2. Niat dan Hijrah
حَدثَّنَاَ
قتُيَْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدثَّنَاَ عَبْدُ الْوَهَّابِ قاَلَ سَمِعْتُ يَحْيىَ
بْنَ سَعِيدٍ يقَوُلُ أخَْبرََنيِ مُحَمَّدُ بْنُ إبِْرَاهِيمَ أنََّهُ سَمِعَ
عَلْقَمَةَ بْنَ وَقاَّصٍ الليَّْثيَِّ يقَوُلُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللََُّّ عَنْهُ يقَوُلُ سَمِعْتُ رَسوُلَ اللََِّّ صَلىَّ اللََُّّ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقَوُلُ إنَِّمَا الْْعَْمَالُ باِلن يَِّةِ وَإنَِّمَا
لِامْرِ ئٍ مَا نوََى فَمَنْ كَانتَْ هِجْرَتهُُ إلِىَ اللََِّّ وَرَسوُلِهِ
فَهِجْرَتهُُ إلِىَ اللََِّّ وَرَسوُلِهِ وَمَنْ كَانتَْ هِجْرَتهُُ إلِىَ دنُْياَ
يصُِيبهَُا أوَْ امْرَأةٍَ
يتَزََوَّجُهَا فَهِجْرَتهُُ إلِىَ مَا هَاجَرَ
إِلَيْهِ
Artinya: “Qutaibah bin Sa’id telah menyampaikan hadits
pada kami. Abd al-Wahab memberitakan pada kami, Dia berkata: Saya mendengar
yahya bin Sa’id yang mengatakan: Muhammad bin ibrahim telah memberitahu bahwa
ia mendengar Alqamah bin Waqas al-Laytsi berkata: Aku mendengar Umar bin
al-Khathab berkata: Saya dengar rasul SAW bersabda: Sesungguhnya amal itu
dengan niyat. Sesungguhnya bagi setiap orang tergantung pada yang ia niatkan.
Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya pada
Allah dan rasulNya.Barangsiapa yang hijrahnya untuk kepentingan dunia, atau
yang hijrahnya karena wanita yang ingin ia nikahi,
maka hijrahnya sesuai dengan apa yang harapkannya.”
Sekilas Sanad dan Rowi
حَدثَّنَاَ قتُيَْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ a.
(Kata imam al-Bukhari), Qutaibah bin Sa’id telah menyampaikan hadits
pada kami. Qutaibah bin Sa’id bin Jamil bin Thuraif
bin Abd Allah, dikenal dengan nama Abu Raja, keturunan al-Baghlani al-tsaqafi,
temasuk كبار تبِع الْتبْاَع (murid besar al-atba/
bertemu dengan murid tabi’in sampai dewasa) dan wafat di Khimshi tahun 240H.
حَدثَّنَاَ عَبْدُ الْوَهَّابِ قاَلَ سَمِعْتُ b.
(Kata Qutaibah) Abd al-wahab telah menyampaikan hadits
pada kami; ia telah mengatakan: Saya mendengar.
Nama lengkapnya Abd
al-Wahab bin Abd al-Majid bin al-Shalth, dijuluki Abu Muhammad, keturunan
alTsaqafi, setingkat الوُسطَى من الْتبْاَع
(pengikut tabi’in pertengahan), wafat di Bashrah tahun 194 H.
يَحْيىَ بْنَ سَعِيدٍ يقَوُلُ c.
(Kata Abd al-Wahab) Yahya bin Sa’id berkata.Nama lengkapnya Yahya bin Sa’id bin Qays, Abu Sa’id al-Anshari,
al-Najari (keturunan Najar), setingkat الصُّغْرَى مِن التاَّبِعِيْن (tabi’in kecil/ semasa kecil bertemu dengan shahabat), lama
tinggal di Madinah dan wafat di daerah al-Hasyimiyah thun 144H.
أخَْبرََنيِ مُحَمَّدُ بْنُ إبِْرَاهِيمَ d.
(Kata Yahya bin Sa’id) Muhammad bin Ibrahim telah
memberi tahu saya. Nama lengkapnya
Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin
Khalid, dikenal dengan nama Abu Abd Allah al-Taymi, keturunan Quraisy.
Setingkat د وُن
وُسطَىالتاَّبِعِين berkedudukan dan wafat di Madinah tahun 120H.
أنََّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقاَّصٍ
الليَّْثيَِّ يقَوُلُ سَمِعْتُ e.
Sesungguhnya Muhammad bin Ibrahim mendengar Alqamah
bin Waqas al-Laytsi mengatakan saya mendengar: Alqamah
bin Waqas bin Muhshin al-
Laytsi, منْ كبار التاَّبِعِيْن (tabi’in besar / bertemu dengan shahabat hingga dewasa) dan
wafat di Madinah.
عُمَرَ بْنَ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللََُّّ عَنْهُ يقَوُلُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللََِّّ صَلىَّ
اللََُّّ عَلَيْهِ f.
وَسَلَّمَ يقَوُلُ
(Kata al-Laytsi) Umar bin Khathab berkata; saya mendengar Rasul SAW
bersabda. Menurut al-Laytsi, Umar bin al-Khathab
yang menerima hadits ini secara langsung dari Rasul SAW. Umar bin Khathab bin
Nufayl bin Abd al-Uzza bin Rubah bin Qarth bin Razah bin Adiy bin Ka’b bin
Lu`ay, Abu Hafash, al-Qurasyi, al-Adwi al-Faruq, masuk Islam pada tahun 6 dari
kenabian, khalifah yang paling pertama disebut
أ مِيْرالمُؤْمِنِيْن pemimpin mukmin رَضِيَ اللهُ عَنْه ُ semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan keridlaan padanya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits merupakan sumber
islam yang kedua setelah al- Qur’an. Didalam memiliki struktur
tertentu, yaitu sanad matan, rawi dan mukharij.Menurut ulama hadits, definisi
sanad ialah :
”هو طرىق المتن, اي سلسله
الرواة الذين نقلواا المتن من مصدره الاول "
Sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para
perawi yang memindahkan (meriwayatkan) matan dari sumbernya yang pertama.(Ajjaj Al-Khatib,t.t.:32).
Sedangkan pengertian
matan dapat didefinisikan debagai berikut:
الفظ الحديث التى تتقوم ها
معانية
“Lafal-lafal hadits yang didalamnya mengandung
maknamakna tertentu.”(Ajjaj
Al-Khatib,t.t.:31).
Adapun pengertian rawi adalah:
الراوي من تلقي االحديث
واده بصيغة من صيغ الاءداء
“Rawi adalah orang
yang menerima
hadits dan
menyampaikannya dengan salah satu bahasa penyampayanya .”
B. Saran
Penulis menyadari akan
kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran dari pembaca sangat diperlukan.
Komentar
Posting Komentar